Jumat, 21 Februari 2014

CONTOH MAKALAH



BAB I
Pendahuluan
      1.1   Latar Belakang
                Pertempuran 5 Hari di Semarang, diawali dari isu diracuninya tendon air minum oleh Jepang, berita tentang diracuninya tendon air minum tersebut cepat menyebar dan kemudian didengar oleh para pemuda, dan para pemuda Semarang mulai menyiapkan kekuatan apabila terjadi hal yang tidak di inginkan. Seorang Dokter muda bernama Dr Karyadi, tergugah hatinya untuk menyelidiki apakah benar ada peracunan air minum.
            Akhirnya dia berangkat menuju tempat yang dimaksud, namun ditengah jalan, Dr Karyadi dicegat oleh Jepang dan kemudian terdengarlah rentetan tembakan oleh Jepang. Seiring dengan rentetan tembakan itu, Dr. Karyadi ikut tertembak, dan akhirnya terbunuh di tempat. Jenazah Dr. Kariadi baru bisa dimakamkan tiga hari setelah beliau terbunuh, ini disebabkan karena jepang yang terus – menerus mempersempit ruang gerak para pemuda Indonesia. Kemarahan rakyat khususnya para pemuda tidak dapat dihindarkan dan terjadilan pertempuran yang banyak menimbulkan korban jiwa.

       1.2   rumusan masalah
1.       apa latar belakang Pertempuran lima hari di semarang?
2.       Bagaimana sejarah pertempuran lima hari di semarang?
3.       Bagaimana kronologi pertempuran lima hari di semarang?
4.       Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat?
5.       Bagaimana sejarah pembangunan tugu muda?

       1.3   tujuan makalah
untuk mengetahui, memahami, serta memberitahu kepada para pelajar tentan  sejarah pertempuran lima hari di semarang
 
BAB II
Pembahasan

2.1 Sejarah pertempuran 5 hari di semarang
                Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda).
Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang menyebabkan pertempuran ini terjadi karena larinya tentara Jepang dan tewasnya dr. Kariadi

2.2 kronologi peristiwa
a.       Masuknya Tentara Jepang ke Indonesia
                Pada 1 Maret 1942tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang
b.       Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnya
                Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
c.       Kaburnya tawanan Jepang
                Hal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesiamemindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal sebagai pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh.
d.       Tewasnya Dr. Kariadi
                Setelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan air di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata air di kota Semarang. Sebagai kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, ada telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan agar dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi kemudian dengan cepat memutuskan harus segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya pergi mengingat keadaan yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, ia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Akhirnya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Ia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, keadaan dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan.

2.3 Tokoh-Tokoh yang terlibat
Mengenai pertempuran lima hari di Semarang ini, ada beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
1)     dr. Kariadi
dr. Kariadi adalah dokter yang akan mengecek cadangan air minum di daerah Candi yang kabarnya telah diracuni oleh Jepang. Ia juga merupakan Kepala Laboratorium Dinas Pusat Purusara.
2)     Mr. Wongsonegoro
              Gubernur Jawa Tengah yang sempat ditahan oleh Jepang.
3)     Dr. Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta
              Tokoh Indonesia yang ditangkap oleh Jepang bersama Mr. Wongsonegoro.
4)     Mayor Kido (Pemimpin Kidobutai)
             Pimpinan Batalion Kidobutai yang berpusat di Jatingaleh.
5)     drg. Soenarti
             6)Istri dr. kariadi
      7) Kasman Singodimejo
             Perwakilan perundingan gencatan senjata dari Indonesia.
8) Jenderal Nakamura
)                 Jenderal yang ditangkap oleh TKR di Magelang
 Pihak Jepang
       1)     Mayor Kido
       2)     Mayor Yogi
       3)     Kapten Wada
       4)     Sersan Tanaka

       2.4 sejarah tugu muda
                Tugu ini didirikan untuk mengenang peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada lokasi yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai. Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), diprakarsai ide pembangunan tugu kembali, namun karena kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana. Tahun 1951Walikota SemarangHadi Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda, dengan rencana pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi tempat terjadinya peristiwa pertempuran lima hari di semarang yakni di pertemuan Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang Sewuseperti lokasi sekarang ini. Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 1951Gubernur Jawa Tengah Boediono meletakkan batu pertama di lokasi yang baru ini.
                Tugu muda diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, oleh Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro.[2] Batu yang digunakan antara lain didatangkan dari Kaliurang danPaker.
                Bangunan yang berada disekitar tugumuda adalah Lawang Sewu, Gedung Pandanaran, Rumah Dinas Gubernur Jawa TengahMuseum Mandala Bhakti dan Gereja Katedral Semarang.
Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.
                Untuk mempercantik Tugu Muda, dibangunlah sebuah taman yang mengelilingi Tugu Muda. Di taman ini di beri beberapa ornamen supaya tugu muda dapat dijadikann sebagai taman kota, antara lain ada air mancur, lampu-lampu warna putih dan kuning yang akan menambah kesan anggun di malam hari. Pada taman terdapat pohon cemara, duplikasi senjata bambu runcing yang tegak berdiri berjajar sebanyak 5 (lima) buah yang menggambarkan Pertempuran lima hari di Semarang dengan bersenjatakan bambu runcing.
                Pada bagian kaki tugu terdapat relief dengan lima buah sangga pilar,yang kecuali dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam relief,juga dimaksudkan sebagai lambang Pancasila. Pada tiap-tiap sangga terdapat hiasan-hiasan yang berbeda satu dengan yang lain yaitu:
  • Relief Hongerodeem
Menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang sangat tertindas dan banyak yang menderita kelaparan,hingga hongerodeem atau penyakit busung lapar merajalela di kalangan masyarakat.
  • Relief Pertempuran
Menggambarkan betapa besar gelora semangat serta keberanian para pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan negara dan bangsanya.
  • Relief Penyerangan
Melambangkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
  • Relief Korban
Menggambarakan bahwa dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang,banyak rakyat yang menjadi korban.
  • Relief Kemenangan
Menggambarkan hasil jerih payah dan pengorbanan yang telah membasahi bumi kota Semarang.

BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Kesimpulan pertempuran lima hari di Semarang itu mempunyai nilai tersendiri, khususnya bagi rakyat Jawa Tengah. Peristiwa itu menunjukkan kebulatan tekad rakyat untuk mengambil alih kekuasaan dari Jepang. Tindakan kekerasan harus diambil, karena cara berunding dan diplomasi diabaikan oleh Jepang

3.2 saran
Pertemuran lima hari di semarang mengisahkan banyak sejarah salah satunya adalah nasionalisme para pemuda semarang yang menjaga bangsa Indonesia oleh gempuran jepang. Kita harus mencontoh para pemuda semarang karena penerus jati diri bangsa ada di tangan generasi saat ini.

Berlangganan artikel via email :

Delivered by SEO XT

Share On:

Related Post:

Belum ada komentar untuk "CONTOH MAKALAH"

Posting Komentar

 
 
All Right Reserved - BLOG KANG ADI
Design by SEO XT | Powered By Blogger.com