HASEGAWA HARUS PULANG
Pagi cerahku berganti kelabu. Mendung menggelayut di hati. Telah terjadi gempa dan tsunami. Memporakprandakan kota kelahiran sahabatku. Dengan mata tak lepas dari layar kaca, langsung kukontak ia.
Tidak menyahut. Sibuk. Aku maklum. Sepertinya ia panik. Mengingat keluarganya tepat berada di sana. Aku merasa semua akan mempengaruhi hubunganku dan dia.
Di tempat kerja kujajakan panggilan rasa peduli. Kukumpulkan dana untuk korban bencana. Mengharukan simpati teman-teman padaku. Tak segan mereka menyumbang. Jumlahnya bagiku luar biasa. Mungkin mereka tahu diriku seorang perawan tua yang hanya punya satu teman pria. Hasegawa orangnya. Mungkin mereka berterimakasih secara tidak langsung padaku, karena berhasil memperjuangkan hak mereka untuk naik gaji. Entahlah yang mana. Pokoknya uang dalam amplop itu menggelembung karena tebalnya.
Dalam galau pagi berikutnya, kupingku menangkap bunyi ketukan. Berlari aku mendekati. Terkesiap manakala melihat siapa yang berdiri.
“Hasegawa San?” kagetku. Ia mematung memandangku. Matanya mengandung sendu. Tanpa terduga, ia memelukku erat. Demikian eratnya hingga kumerasa sesak. Kutangkap sebentuk kepedihan dalam pelukannya.
“Aku pamit pulang, sepertinya tak akan kembali lagi ke Indonesia,” berita itu membuatku semakin berduka. Mataku mulai berkaca-kaca.
Pada akhirnya memang harus melepasnya pergi, demi untuk memperjuangkan cinta pada adik wanita dan ibunya. Aku sadar kuhanya bagian cintanya yang keberapa.
Terima kasih telah membaca artikel tentang CERPEN SINGKAT "HASEGAWA HARUS PULANG" dan anda bisa bookmark artikel CERPEN SINGKAT "HASEGAWA HARUS PULANG" ini dengan url http://blogkangadi.blogspot.com/2014/02/cerpen-singkat-harus-pulang.html. Terima kasih
Belum ada komentar untuk "CERPEN SINGKAT "HASEGAWA HARUS PULANG""
Posting Komentar